Pembelajaran Marketing

Selasa, 26 Februari 2019
Marketing SMK Jilid 1
MARKETING
SMK
JILID I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan buku
“Pemasaran” untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yang merupakan buku
referensi pelajaran di SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen khususnya Bidang
Keahlian Pemasaran. Melalui buku referensi ini, guru maupun peserta didik
diharapkan dapat memperoleh informasi yang lebih terjamin keakuratannya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan yang telah memberikan
kepercayaan dan dukungan dana kepada penulis untuk menulis buku
“Pemasaran” sebagai buku referensi pelajaran di SMK Kelompok Bisnis dan
Manajemen. Karena keterbatasan waktu dan kemampuan untuk menyelesaikan
penulisan buku “Pemasaran” ini, maka penulis mengajak partner untuk
menyelesaikan buku ini. Buku “Pemasaran” sebagai buku
referensi pelajaran di SMK ini.
Penulis menyadari buku “Pemasaran” yang merupakan buku referensi
pelajaran di SMK ini masih sangat jauh dari kesempurnaannya, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan buku referensi ini.
Mudah-mudahan buku referensi pelajaran ini bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya guru maupun peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan
Kelompok Bisnis dan Manajemen Bidang Keahlian Pemasaran.
MEMAHAMI PEMASARAN
1. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di
dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Pengertian tersebut bersandar pada konsep inti pemasaran, yang
meliputi: kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan permintaan
(demands); produk (barang, jasa, dan gagasan); nilai, biaya, dan
kepuasan; pertukaran dan transaksi; hubungan dan jaringan;
pasar; serta pemasar dan prospek. Sedangkan manajemen
pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan
pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk
mencapai tujuan perusahaan. Titik berat diletakkan pada
penawaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi,
dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta
melayani pasar.
2. Dasar pemikiran pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan
manusia. Kebutuhan manusia (human needs) adalah
ketidakberadaan beberapa pemuas dasar. Keinginan (wants)
adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Permintaan
(demands) adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung
oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
3. Manusia dalam memuaskan kebutuhan dan keinginannya dengan
menggunakan produk. Produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.
Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
barang, jasa, dan gagasan. Berkaitan dengan produk, tugas
seorang pemasar adalah menjual manfaat atau jasa yang
diwujudkan dalam bentuk produk fisik, bukan hanya
43
menggambarkan ciri-ciri fisik produk tersebut. Penjual yang
memusatkan pemikirannya pada produk fisik bukannya pada
kebutuhan pelanggan, dikatakan menderita myopia pemasaran.
4. Tiap produk memiliki kemampuan yang berbeda dalam
memuaskan kumpulan kebutuhan (needs set) seseorang. Konsep
yang dapat membantu memecahkan masalah ini adalah nilai dan
kepuasan. Nilai (value) adalah perkiraan konsumen atas seluruh
kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya.
5. Orang dalam memperoleh produk melalui empat cara, yaitu
dengan memproduksi sendiri, dengan memaksa, dengan meminta-
minta, dan yang terakhir dengan pertukaran (exchange).
Pemasaran muncul saat orang memutuskan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginannya melalui pertukaran. Pertukaran
adalah tindakan memperoleh barang yang dikehendaki dari
seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
Terdapat beberapa kondisi agar pertukaran dapat terjadi, yaitu
terdapat sedikitnya dua pihak, tiap pihak memiliki sesuatu yang
mungkin berharga bagi pihak lain, tiap pihak mampu berkomunikasi
dan melakukan penyerahan, tiap pihak bebas menerima atau
menolak tawaran pertukaran. Dan yang terakhir, tiap pihak yakin
bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat.
Pertukaran harus dilihat sebagai suatu proses, bukan sebagai
suatu kejadian. Kedua pihak terlibat dalam pertukaran jika mereka
berunding dan mengarah ke suatu kesepakatan. Saat dicapai
kesepakatan, dapat dikatakan bahwa suatu transaksi telah terjadi.
Transaksi adalah perdagangan nilai-nilai antara dua pihak atau
lebih. Terdapat beberapa kondisi dalam transaksi, yaitu sekurang-
kurangnya dua benda yang bernilai, persyaratan yang disetujui,
waktu persetujuan, dan tempat persetujuan. Biasanya sistem
hukum dipakai untuk memperkuat dan memaksa agar pihak yang
bertransaksi menaatinya. Agar pertukaran dapat berhasil, pemasar
menganalisa apa yang diharapkan akan didapatkan dan diberikan
44
oleh tiap pihak dari suatu transaksi. Suatu pertukaran sederhana
dapat dipetakan dengan menggambarkan dua pelaku dan
keinginan serta penawaran di sekitar mereka. Proses untuk
mendapatkan syarat yang disepakati bersama disebut negosiasi.
Negosiasi mengarah pada persyaratan-persyaratan yang
disepakati bersama atau sebuah keputusan untuk tidak melakukan
transaksi.
6. Pemasaran transaksi adalah bagian dari gagasan yang lebih besar
yang dinamakan pemasaran hubungan. Pemasaran hubungan
adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang
memuaskan dengan pihak-pihak kunci pelanggan, pemasok,
penyalur guna mempertahankan preferensi dan bisnis jangka
panjang. Hasil pemasaran hubungan yang utama adalah
pengembangan asset unik perusahaan yang disebut jaringan
pemasaran. Jaringan pemasaran terdiri dari perusahaan dan
semua pihak pendukung yang berkepentingan, yaitu pelanggan,
pekerja, pemasok, penyalur, pengecer, agen iklan, ilmuwan, dan
pihak lain yang bersama-sama dengan perusahaan telah
membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan.
7. Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar. Pasar adalah
semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan
keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu
melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan itu. Ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang
menunjukkan kebutuhan dan keinginan, memiliki sumber daya
yang menarik pihak lain, serta bersedia dan mampu menawarkan
sumber daya ini untuk ditukar dengan apa yang mereka inginkan.
Sebagian besar orang bisnis menggunakan istilah pasar secara
informal untuk mencakup beragam pengelompokan pelanggan.
Mereka membicarakan tentang pasar kebutuhan, pasar produk,
45
pasar demografis, dan pasar geografis. Atau mereka memperluas
konsep tersebut agar mencakup pengelompokan non-pelanggan,
seperti pasar pemberi suara, pasar tenaga kerja, dan pasar
pemberi sumbangan.
8. Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa tugas
organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan
kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan
mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraaan konsumen
dan masyarakat. Konsep berwawasan sosial mengajak pemasar
membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek
pemasaran mereka. Mereka harus menyeimbangkan dan
menyelaraskan tiga faktor yang sering menjadi pertikaian yaitu laba
perusahaan, pemuasan keinginan konsumen, kepentingan publik.
Terdapat lima konsep yang dapat dipilih organisasi atau
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran. Pertama,
konsep produksi yang menyatakan bahwa konsumen akan
menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan murah
harganya. Kedua, konsep produk yang menyatakan bahwa
konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, kinerja
dan pelengkap inovatif yang terbaik. Ketiga, konsep
menjual/penjualan yang menyatakan bahwa konsumen, jika
diabaikan, biasanya tidak akan membeli produk orgainisasi dalam
jumlah yang cukup. Karena itu, organisasi harus melakukan usaha
penjualan dan promosi yang agresif. Keempat, konsep pemasaran
yang menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi
adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam
memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Kelima,
konsep pemasaran bersetiakawan sosial.
MEMAHAMI KEPUASAN PELANGGAN
1. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat
sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Dengan demikian,
setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen
pada pasar sasarannya. Melalui pemahaman perilaku konsumen,
pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi dan
program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang
ada dan mengungguli para pesaingnya.
2. Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan
dengan harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.
Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf,
yaitu: Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan,
memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat
mereka akan kembali lagi, melakukan lebih daripada apa yang
diharapkan pelanggan. Konsumen yang merasa tidak puas akan
bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Ada yang mendiamkan
saja dan ada pula yang melakukan komplain. Berkaitan dengan hal
ini, ada tiga jenis kategori tanggapan atau komplain terhadap
ketidakpuasan, yaitu: voice response, private response, dan third-
party response.
3. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan
para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan
pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya
hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan
terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu
71
rekomendasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan
4. Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau
perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu pada berbagai
faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam
mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur antara
lain meliputi: kinerja (performance), ciri-ciri atau keistimewaan
tambahan (features), keandalan (reluability), kesesuaian dengan
spesifikasi (conformance to specifications), daya tahan (durability),
serviceability, estetika, dan kualitas yang dipersepsikan (perceived
quality). Sementara itu dalam mengevaluasi jasa yang bersifat
intangible, konsumen umumnya menggunakan beberapa atribut
atau faktor berikut: bukti langsung (tangibles), keandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance),
dan empati.
5. Harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang
apa yang akan diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada
pandangan bahwa harapan merupakan standar prediksi. Umumnya
faktor-faktor yang menentukan harapan pelanggan meliputi
kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau, rekomendasi dari
mulut ke mulut, dan iklan.
6. Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan telah
menjadi hal yang esensial bagi setiap perusahaan, karena langkah
tersebut dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi
keperluan pengembangan dan implementasi strategi peningkatan
kepuasan pelanggan. Terdapat 4 metode dalam mengukur
kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut: sistem keluhan dan
saran, ghost shopping, lost customer analysis, dan survei
kepuasan pelanggan.
7. Teori serta model yang mengukur kepuasan pelanggan antara lain
: teori EM (Experiential Modules), EM menggunakan pendekatan
holistik dari seluruh pengalaman: indra (sense), perasaan/afeksi
(feel), kognitif (think), fisik dan gaya hidup (act), serta hubungan
dengan kultur atau referensi tertentu (relate) yang akhirnya mampu
memberikan dimensi/imajinasi terhadap satu produk. emotional
branding (EB), yakni upaya mengembangkan merek dengan
menonjolkan benefit emosional ketimbang benefit fungsional (fitur)
dan rasional (harga). Keduanya merupakan dua sisi keping mata
uang yang sama, dengan EB yang berperan sebagai alat
dialog/komunikasi antara produsen dan konsumen.
8. Mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat produk yang berpengaruh
pada kemampuannya memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau
yang tersirat. Manajemen mutu total dapat dilihat sebagai
pendekatan utama untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dan
keuntungan industri. Industri harus memahami bagaimana
pelanggannya memandang mutu dan tingkat mutu yang
diharapkan pelanggan. Untuk mengelola manajemen secara baik
dan praktis, maka dapat dibagi atas tiga suara, yaitu Voice of
Customer, Voice of Employee dan Voice of Process.
MEMAHAMI PASAR
1. Lingkungan pemasaran suatu perusahaan terdiri dari para
pelaku dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari luar fungsi
manajemen pemasaran perusahaan yang mempengaruhi
kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan
mempertahankan transaksi yang sukses dengan para pelanggan
sasarannya. Para pelaku dan kekuatan yang terlibat dalam
lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan
makro suatu perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari para
pelaku dalam lingkungan yang langs ung berkaitan dengan
perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk
melayani pasar, yaitu: perusahaan, para pemasok bahan
mentah, pasar perantara, para. pelanggan, pesaing, dan para
anggota masyarakat. Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-
kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan
yang mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro
perusahaan, yaitu: faktor kependudukan ekonomi, fisik, teknologi,
politik, hukum dan kekuatan sosial/budaya. Mula-mula, kita akan
membahas lingkungan mikro perusahaan dan kemudian
lingkungan makronya.
2. Pengertian pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran
akan sesuatu barang dan jasa. Pengertian ini dapat diperluas lagi
menjadi pasar konkrit dan pasar abstrak. Pasar konkrit adalah
suatu tempat yang tertentu di mana penjual dan pembeli bertemu
untuk saling menawar. Pasar abstrak ialah setiap kegiatan
pertemuan dimanapun baik langsung maupun tidak langsung yang
turut menentukan terjadinya harga. Mengingat luasnya ruang
lingkup pasar, maka pembagian pasar didasarkan atas berbagai
ukuran sebagai berikut: berdasarkan ukuran luas geografis (pasar
lokal, pasar regional, pasar internasional); berdasarkan ukuran
waktu (pasar harian, pasar jangka pendek, pasar jangka panjang);
dan berdasarkan kegiatannya (pasar barang dan pasar tenaga).
Peranan pasar adalah untuk menjaga keseimbangan permintaan
dan penawaran agar terjadi harga. Untuk itu dalam upaya
mendapatkan konsumen kegiatan pemasaran haruslah mengacu
pada pasar.
3. Tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat
keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek, yang
terdiri dari: (1) Perilaku pembelian kompleks, terjadi ketika mereka
sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang
signifikan mengenai perbedaan di antara merek. (2) Perilaku
pembelian pengurangan disonasi, terjadi ketika konsumen
mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan pembelian yang mahal,
tidak sering atau beresiko, namun melihat sedikit perbedaan antar
merek. (3) Perilaku pembelian kebiasaan, terjadi dalam kondisi di
mana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antar merek. (4) Perilaku pembelian
pencarian variasi, terjadi ketika konsumen mempunyai tingkat
keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya
perbedaan merek yang signifikan.
4. Proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap,
yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
Jelas bahwa proses pembelian berlangsung jauh sebelum
pembelian aktual dan berlanjut jauh sesudahnya. Pasar perlu
berfokus pada seluruh proses pengambilan keputusan pembelian
bukan hanya pada proses pembeliannya saja.
5. Terdapat tiga jenis situasi pembelian yang utama di pasar industri.
Pada ekstrim yang satu ada pembelian ulang sepenuhnya, yang
merupakan keputusan yang cukup rutin. Pada ekstrim yang lain
terdapat tugas baru yang memerlukan riset lengkap. Di tengah
terdapat pembelian ulang dengan modifikasi yang membutuhkan
sedikit riset.
6. Unit pengambil keputusan organisasi pembeli disebut pusat
pembelian yang didefinisikan sebagai semua individu dan unit yang
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan di pasar
industri. Pusat pembelian meliputi semua anggota organisasi yang
memainkan salah satu dari lima peran dalam proses keputusan
pembelian. Adapun kelima peran tersebut meliputi pemakai,
pemberi pengaruh, pembeli, pengambil keputusan, dan penjaga
gawang.
7. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pembeli di pasar
industri, yaitu lingkungan (perekonomian, bahan baku,
perkembangan teknologi, politik, persaingan, dan budaya),
organisasi (tujuan, kebijakan, prosedur, struktur, dan sistem dalam
perusahaan), hubungan antar pribadi , dan individual (umur,
penghasilan, pendidikan, identifikasi profesional, kepribadian, dan
sikap terhadap risiko).
8. Terdapat delapan tahap proses pembelian dalam pasar industri,
yang meliputi pengenalan masalah, penjabaran kebutuhan secara
umum, spesifikasi produk, pencarian pemasok, pengumpulan
proposal, pemilihan pemasok, spesifikasi pesanan rutin, dan
penilaian kerja.
MENETAPKAN PASAR SASARAN
1. Segmentasi pasar adalah pembagian suatu pasar yang heterogen
kedalam satuan- satuan pembeli yang homogen, dimana kepada
setiap satuan pembeli yang homogen tersebut dijadikan sasaran
pasar yang dicapai dengan marketing mix tersendiri.
2. Maksud dan tujuan segmentasi pasar ialah pasar lebih mudah
dibedakan; pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik; strategi
pemasaran menjadi lebih mengarah. Tahapan perusahaan dalam
mengalihkan pemasaran massal dan pemasaran produk
deferensiasi menuju ke pemasaran sasaran sebagai berikut
Pemasaran massal yakni ditandai dengan memproduksi,
mendistribusikan serta mempromosikan secara massal kepada
semua konsumen;
Pemasaran produk yang terdiferensiasi. Dalam hal ini
perusahaan mencoba untuk mengidentifikasi kelompok -
kelompok pembeli tertentu dengan cara membagi pasar dalam
dua kelompok segmen atau lebih dan untuk masing- masing
segmen ditawarkan jenis produk yang berbeda dengan
kelompok lain;
Pemasaran sasaran. Dalam hal ini perusahaan hanya
memusatkan usaha pemasarannya pada satu atau beberapa
kelompok segmen pasar tertentu saja. Strategi ini ditempuh
dengan mengembangkan produk dan pembedanya serta
melakukan bauran produk, harga, distribusi dan promosinya
untuk kelompok tertentu saja.
3. Tahapan sistimatis dalam melakukan pemasaran sasaran adalah
sebagai berikut segmentasi pasar, yakni tindakan membagi
sebuah pasar kedalam kelompok- kelompok konsumen yang
168
berbeda yang diperkirakan membutuhkan produk; pentargetan
pasar, yaitu tindakan mengevaluasi dan menyeleksi satu atau
beberapa segmen yang akan dipilih; dan penempatan pasar yakni
tindakan menciptakan suatu penempatan produk yang kompetitif
diantara produk saingannya. Berikut adalah beberapa kriteria
dalam membagi segmentasi pasar. Pertama secara geografis
terdiri dari wilayah, daerah kepadatan penduduk, dan iklim. Kedua,
secara demografi meliputi umur, jenis kelamin, besarnya keluarga,
tipe keluarga, siklus keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
agama, ras kebangsaan. Dan yang terakhir psikografis, meliputi
kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
4. Sering kali istilah segmentasi pasar dan penentuan target pasar
membingungkan banyak pihak. Sepintas keduanya sama namun
perbedaan yang mendasar adalah bahwa segmentasi pasar
membagi konsumen yang bermacam-macam/heterogen ke dalam
kelompok -kelompok yang mempunyai karakteristik sama.
Sedangkan pasar target adalah memilih kelompok konsumen
mana yang akan dilayani. Terdapat tiga faktor dalam
menentukan pasar sasaran, yaitu ukuran segmen,
pertumbuhan segmen, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk
mencapai segmen.
5. Posisi pasar yaitu menentukan posisi produk tersebut pada benak
kansumen. Dalam istilah marketing yang umum digunakan adalah
positioning. Banyak difinisi positioning diberikan oleh pakar
marketing dengan versi dan model mereka masing-masing. Salah
satunya adalah Philip Kotler, yang menyatakan bahwa positioning
adalah segala upaya untuk mendesain produk dan merek kita
agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak
pelanggan. Hasil akhir positioning adalah terciptanya proposisi
nilai yang pas, yang menjadi alasan bagi pelanggan untuk
membeli. Dengan kata lain bahwa positioning adalah tindakan
merancang produk dan bauran pemasarannya agar tercipta
kesan tertentu pada ingatan atau benak konsumen.
6. Menurut Hermawan Kertajaya, dalam bukunya Memenangkan
persaingan dengan segitiga positioning-diferensiasi-brand
menyebutkan empat kriteria dalam menentukan positioning yaitu;
customer, company, competitor dan change. Terdapat beberapa
langkah agar penempatan produk tepat pada posisi pasarnya,
yaitu identifikasi target segmen yang relevan, merumuskan point
of diferentiation, menetapkan keunggulan kompetitif produk,
reposisi pasar, reaksi atas posisi baru pesaing, menggapai pasar
baru, dan menangkap trend baru.
MEMAHAMI PODUK
1. Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan
tersebut meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat,
organisasi, dan ide. Jadi, produk bisa berupa manfaat tangible
maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. Secara
lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek,
label, pelayanan, dan jaminan. Produk memiliki 5 tingkatan/level
yang terdiri dari produk utama/inti (core benefit), produk generik,
harapan (expected product), produk pelengkap (augmented
product), dan produk potensial. Selain tingkatan/level, produk juga
memiliki suatu hirarki yang meliputi need family, produk family,
kelas produk (product class), lini produk (product line), tipe produk
(product type), merek (brand), dan item.
2. Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut
pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu: barang yang
terdiri dari barang tidak tahan lama dan barang tahan lama; dan
jasa. Selain berdasarkan daya tahannya, produk umumnya juga
diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa
produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat
dibedakan menjadi barang konsumen (consumer's goods) yang
meliputi convenience goods, shopping goods, specialty goods, dan
unsought goods; dan barang industri (industrial's goods) yang
meliputi materials and parts, capital items, dan supplies and
services.
3. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting
oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan
(garansi), pelayanan, dan sebagainya. Tujuan dari merek adalah
sebagai identitas, alat promosi, untuk membina citra, dan untuk
mengendalikan pasar. Sedangkan dalam penggunaan kemasan
mempunyai tujuan: sebagai pelindung isi (protection), untuk
memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating),
bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), memberikan daya
tarik (promotion), sebagai identitas (image) produk, distribusi
(shipping), informasi (labelling), dan sebagai cermin inovasi
produk. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau
bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan
pada produk. Secara garis besar terdapat tiga macam label, yaitu:
brand label, descriptive label, dan grade label. Suatu produk
apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa
sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap.
Layanan pelengkapan terdiri dari informasi, konsultasi, order
taking, hospitality, caretaking, exceptions, billing, dan pembayaran.
4. Tahapan dalam menentukan batasan kategori barang meliputi
penetapan kategori berdasarkan informasi dari manufaktur,
penetapan sub-kategori, pertimbangan pendekatan kegunaan
antar kategori atau sub-kategori dalam pengelompokan maupun
dalam pemajangan dan pertimbangan kecenderungan intensitas
konsumsi. Struktur kategori barang merupakan susunan kerangka
hirarkis pengelompokan kategori barang yang tersusun atas
kelompok kategori terbesar sampai dengan kelompok terkecil.
Struktur kategori barang memiliki 2 fungsi penting dalam struktur
kategori barang, yaitu klasifikasi dan identifikasi.
5. Jasa merupakan setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu. Jasa dapat diklasifikasikan berdasarkan
berbagai kriteria, yaitu berdasarkan sifat tindakan jasa,
berdasarkan hubungan dengan pelanggan, berdasarkan tingkat
customization dan judgment dalam penyampaian jasa,
berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa, dan
berdasarkan metode penyampaian jasa. Jasa memiliki karakteristik
tersendiri yang membedakan dengan barang, yaitu intangibility,
inseparability, variability, dan perishability. Dalam setiap momen
tertentu, jasa berkapasitas tetap akan menghadapi salah satu dari
empat kondisi yang terdiri dari permintaan berlebihan, permintaan
melampaui kapasitas optimum, permintaan dan penawaran
seimbang pada tingkat kapasitas optimum, dan kapasitas
berlebihan. Ada dua pendekatan pokok untuk mengatasi masalah
fluktuasi permintaan, yaitu menyesuaikan tingkat kapasitas untuk
memenuhi variasi permintaan dan mengelola tingkat permintaan.
Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan perusahaan jasa
untuk menyesuaikan kapasitasnya dengan tingkat permintaan yang
berfluktuasi adalah menggunakan karyawan paruh waktu,
menyewa atau berbagi fasilitas dan peralatan tambahan,
menjadwalkan aktivitas downtime selama periode permintaan
rendah, melakukan pelatihan silang (cross-training) terhadap
karyawan, dan meningkatkan partisipasi para pelanggan. Secara
garis besar, strategi pemasaran jasa berkaitan dengan tiga hal
berikut melakukan diferensiasi kompetitif, mengelola kualitas jasa,
dan mengelola produktivitas.
6. Product Life Cycle (PLC), yaitu suatu grafik yang menggambarkan
riwayat suatu produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan
ditarik dari pasar. Terdapat empat tahap dalam PLC yaitu
introduction, growth, maturity, dan decline. Terdapat lima tahap
dalam proses adopsi konsumen, yaitu: kesadaran (awareness),
perhatian (interest), penilaian (evaluation), pencobaan (trial), dan
adopsi. Teori adopsi kemudian memberikan pengertian yang lebih
jauh tentang PLC dengan penjelasannya tentang proses difusi,
yaitu penyebaran ide baru sejak pengenalannya sampai
penerimaan secara umum. Rogers mengklasifikasikan pengadopsi
inovasi menjadi lima kategori yaitu Innovator, Early Adopter, Early
Majority, Late Majority, dan Laggard.
Selasa, 13 November 2018
SOAL DAN JAWABAN TENTANG MARKETING
Assalammualaikum Wr.Wb.
kali ini saya akan membaagikan soal dan jawaban materi marketing untuk kelas X
program jurusan Bisnis Daring dan Pemasaran
1. Mengenali basis untuk membuat segmentasi dan mengembangkan profil dari segmen yang dihasilkan merupakan kegiatan … dalam pemasaran terarah.
a. pemosisian
b. reposisi
c. pentargetan
d. segmentasi
e. marketing mix
2 Segmentasi geografik membagi pasar menjadi beberapa unit/kelompok sesuai dengan ….
a. gambaran penduduknya
b. gambaran wilayah / tempatnya
c. gambaran sifat konsumen
d. gambaran psikologis
e. gambaran kebiasaan konsumen
3. Yang termasuk faktor demografi adalah:
a. kepribadian
b. wilayah
c. sikap
d. daerah pedesaan
e. penghasilan
4. Yang termasuk faktor psikografik adalah:
a. kepribadian
b. agama
c. lokasi daerah
d. jenis kelamin
e. kesempatan
5. Jika kita melakukan segmentasi tingkah laku konsumen menggunakan variabel status pengguna maka kegiatan pemasaran akan difokuskan kepada kelompok:
a. bukan pengguna
b. pengguna reguler
c. pengguna potensial
d. mantan pengguna
e. pengguna fanatik
6. Membuat segmentasi kepada konsumen atau perusahaan lain yang membutuhkan barang untuk bahan baku maupun bahan tambahan produksi disebut dengan segmentasi pasar ….
a. primer
b. skunder
c. industri
d. konsumen
e. internasional
7. Salah satu alasan dilakukannya segmentasi pasar karena pasar bersifat…
a. komplek
b. homogen
c. membingungkan
d. dinamis
c. statis
8. Salah satu syarat segmentasi pasar adalah dapat dijangkau dan dilayani secara efektif atau …
a. measurebility
b. accessibility
c. substantiality
d. faesibility
e. capability
9. Pada waktu melaksanakan tahap analisa untuk segmentasi pasar yang paling sering digunakan adalah analisis ….
a. faktor
b. korelasi
c. regresi
d. korelasi dan regresi
e. chi square
10. Suatu bidang / kuadran yang berisi titik-titik yang menghubungkan hubungan dalam variabel tingkat kecenderungan pembelian disebut dengan …
a. produk space
b. produk preferensi
c. preferensi
d. atribut produk
e. targeting
TERIMA KASIH.....Assalammualaikum Wr.Wb.
VIDEO MARKETING MIX
Assalammualaikum Wr.Wb.
saya akan membagikan video + link tentang Marketing Mix atau Bauran Pemasaran.
silahkan dilihat...
Video Marketing Mix atau 4P
Video by Youtube Channel Coach Hendra Hilman
Link : https://youtu.be/kisacisVwk0
Terima Kasih Assalammualaikum Wr.Wb.
Minggu, 11 November 2018
Karakteristik Tahap-Tahap dalam PLC
Karakteristik dan tujuan pemasaran pada
setiap tahap PLC (Product Life Cycle) dapat disajikan secara ringkas
dalam gambar 6.13.
Pada tiap tahap tersebut terdapat peluang
dan masalah yang berbeda-beda dalam kaitannya dengan strategi pemasaran dan
potensi laba. Dengan mengenali tahap di mana suatu produk sedang berada, atau
yang akan dituju, pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi
pemasaran yang tepat.
Perlu untuk diperhatikan bahwa aplikasi
konsep PLC tidaklah terbatas pada product form life cycle saja,
tetapi juga meliputi product line life cycle, product category life
cycle, industry product life cycle, individual product life cycle, bahkan brand
life cycle. Meskipun demikian, ada pula pakar yang tidak sependapat,
diantaranya McCarthy dan Perreault (1990) serta Dhalla dan Yuspeh (dalam Weitz
dan Wensley, 1988) yang menyatakan bahwa produk dan merek individual tidak memiliki
PLC. Argumen yang dikemukakannya adalah bahwa produk dan merek individual dapat
diperkenalkan di tahap mana saja dalam PLC (kasus me-too
product). Di samping itu, penjualan dari produk individual seringkali
tidak mengikuti pola umum PLC. Melengkapi kritiknya tersebut, McCarthy dan
Perreault menyarankan penggunaan istilah Market Life Cycle atau Product-market
Life Cycle daripada Product Life Cycle. Dalam buku
ini istilah yang akan digunakan adalah Product Life Cycle, karena
istilah ini telah diterima secara umum dan dipakai secara luas.
Selain karakteristik di atas, PLC juga
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
·
Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang
tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki
semua tahapan ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan teknologi dan
mode (fad). Contohnya: produk-produk elektronik (walkman,
tape recorder, komputer dan aksesorinya, dan lain-lain),
komponen-komponen tertentu (transistor, IC, dan lain-lain), perangkat lunak
komputer (baik application programming maupun language
programming), dan masih banyak lagi.
·
Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi. Product
category memiliki PLC yang paling lama, product form cenderung
mengikuti pola PLC standar (bentuk S), sedangkan merek memiliki PLC yang paling
pendek. Kenyataan membuktikan tidak semua produk memiliki PLC yang berbentuk S,
seperti yang disajikan di kebanyakan buku teks. Sementara itu, style
life cycle mempunyai daur hidup yang panjang, sedangkan fad
life cycle hanya berlangsung singkat.
·
PLC dapat diperpanjang dengan inovasi dan repositioning. Banyak
contoh perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya sehingga
penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus meningkat. Contoh klasik yang
dapat kita lihat adalah keberhasilan Du Pont dalam memperpanjang PLC produknya,
yakni nylon. Sebelumnya nylon hanya dipergunakan untuk parasut pada waktu
Perang Dunia II. Tetapi kemudian perusahaan berhasil menunjukkan alternatif
penggunaan nylon untuk industri pakaian. Pakaian wanita dengan bermacam-macam
tekstur dan warna yang terbuat dari nylon dipromosikan. Jaket dan macam-macam
variasi lainnya dari nylon berkembang di kalangan konsumen dan industri sampai
sekarang. Untuk contoh Indonesia, misalnya Rinso yang berhasil
memperpanjang PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso
Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian pula halnya dengan Pepsodent yang
memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara kesehatan gusi.
PROMOTION MIX
Bauran promosi (promotion mix)
merupakan salah satu bagian dari bauran
pemasaran (marketing mix)pada ilmu
manajemen pemasaran. Promosi merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan pada pemasaran itu sendiri, sehingga tanpa keberadaannya pemasaran
sama sekali tidak bisa berjalan.
Promosi sebagai upaya
memperkenalkan produk / jasa agar bisa dikenal dan diterima publik dapat
ditempuh dengan berbagai cara. Di televisi anda sering melihat iklan suatu
produk, atau perjalanan anda melihat spanduk, poster, video tron. Hingga pada
pagi hari saat anda hendak mencuci kendaraan sudah ada brosur terselip di
penyeka kaca (windscreen wiper).
Mengutip dari pendapat Kotler (2005:
264-312), unsur bauran promosi (promotion mix) terdiri atas lima perangkat utama, yaitu : Advertising, Sales Promotion, Public Realation and Publisity (hubungan masyarakat), personal selling, dan direct marketing.
Secara sederhana lima perangkat tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Advertising(Periklanan)
Menurut Wells, Burnett dan Moriarty (2003) Iklan
adalah suatu bentuk komunikasi non-personal dengan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam penggunaan media massa untuk membujuk dan mempengaruhi
audiens. Sedangkan menurut Kotler (2003:814) iklan adalah bentuk penyajian non
personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu yang
perlu dibayar.
Jika mengacu dari dua pendapat diatas, periklanan bisa
dimaknai sebagai media komunikasi massa yang dibuat untuk tujuan
mempengaruhi target pasarnya. Adapun obyek yang dikomunikasikan bisa berupa
ide/gagasan, barang, jasa ataupun lainnya yang dilakukan
oleh perusahaan, lembaga, institusi, atau siapapun juga.
Melihat kenyataan di lapangan, memang hingga saat ini
orang-orang membeli sebuah produk sedikit banyak karena pengaruh iklan, baik
iklan di televisi, radio, koran, majalah, spanduk, billboard di pinggir jalan, internet atau yang lainnya.
Iklan-iklan tersebut selalu ada dan seolah selalu memberi peringatan kepada
kita untuk selalu megingatnya.
Tak bisa dipungkiri, iklan bisa menjadi salah satu
media yang efektif untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Dengan memasang
satu spanduk seminggui saja di ruang publik misalnya, akan ada ratusan bahkan
ribuan pasang mata yang akan dapat menerima pesan melalui iklan tersebut.
Apalagi jika iklan tersebut unik dan mampu mencuri perhatian, pasti akan lebih
mudah diingat.
Bagi seorang pemasar, iklan dibuat bukan hanya untuk
memperkenalkan produk kepada masyarakat. Lebih dari itu, biasanya dari
perusahaan juga memiliki agenda besar agar keberadaan merek produknya benar-benar
bisa berada dalam benak konsumen, menumbuhkan dan menjaga keyakinan konsmen,
sehingga mereka dapat loyal dan tak mudah berpaling ke produk lain.
2. Sales Promotion(Promosi Penjualan)
Menurut Kotler (2003), Promosi penjualan (Sales Promotion) adalah berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Sedangkan
menurut (Lubis, 2004) Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah suatu kegiatan perusahaan untuk menjajakan
produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan.
Sebagai salah satu bagian dari bauran promosi,
kegiatan promosi penjualan sering dilakukan oleh banyak pemasar sebagai upaya
mempetemukan produk dengan target pasarnya secara langsung (hardsell). Dalam program ini berbagai insentif diberikan untuk
para calon konsumen agar mereka dapat merasakan produk yang ditawarkan. Promosi
penjualan ini biasa dilakukan dengan memberikan diskon besar-besaran, pemberian
hadiah langsung, pemberian kupon belanja, bahkan sample produk yang bisa
diberikan secara gratis.
Meskipun dilakukan dalam waktu yang relatif pendek,
dalam melakukan promosi penjualan pihak perusahaan biasanya perlu mengeluarkan
biaya yang cukup besar. Meski demikian dampak yang ditimbulkan juga besar
karena konsumen sebagai pengambil keputusan dapat mencoba, merasakan dan
membeli produk yang ditawarkan.
Pengalaman penggunaan produk saat promosi
penjualan inilah yang kedepannya para konsumen baru bisa diharapkan mau kembali
melakukan pembelian. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana
membangun hubungan konsumen untuk jangka panjang.
3. Public Realation and Publisity (Hubungan Massa)
Menurut Cutlip, Center & Broom (2005:25) Public Relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan
publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.
Menurut Frank Jefkins, Public Relation adalah bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada
saling pengertian. Sedangkan menurut Kotler (2003) Public Relations merupakan berbagai
program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk
individualnya.
Dalam perusahaan maupun organisasi, Public Relation memiliki peranan penting untuk membangun citra
yang baik di masyarakat mengenai produk, perusahaan maupun organisasi. Dengan
memiliki citra yang baik di mata masyarakat luas tentu akan semakin memperkuat
nilai tawar sekaligus dapat memperpanjang kelangsungan hidup produk, perusahaan
maupun organisasi.
Ada banyak fungsi public relation dalam perusahaan, baik untuk internal maupun
eksternal. Para PR inilah yang menciptakan pemahaman (Mutual Understanding), sekaligus menjadi jembatan antara kepentingan
antara perusahaan dan publiknya, membangun opini publik tentang produk dan
perusahaan, dan mendukung berbagai agenda acara kegiatan perusahaan dalam
rangka meningkatkan citra.
4. Personal Selling(Penjualan Perorangan)
Menurut Norman A. Hart Dan John Stapleton, dalam
kutipan Komarudin Sastradipoetra (2003:194) Personal Selling adalah proses penyajian komersial secara lisan
selama pembeli atau penjual dalam situasi wawancara. Sedangkan menurut Phillip
Kotler (1993:376) Personal
Selling adalah potensi lisan dalam pembicaraan
dengan salah satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan melakukan penjualan.
Terdapat banyak definisi tentang Personal Selling yang dikemukakan para ahli, namun pada
prinsipnya hampir sama yakni kegiatan promosi yang dilakukan dengan cara
berinteraksi secara langsung dengan calon pembeli. Para pemasar dapat
berinteraksi secara langsung secara pribadi maupun kelompok dengan target
pasarnya.
Kegiatan penjualan secara face-to-face banyak manfaatnya bagi perusahaan maupun calon
konsumen. Dari cara ini pihak penjual dapat secara langsung
mendemonstrasikan produknya, memberikan petunjuk tentang produk, serta dapat
menjelasan atas berbagai keluhan calon konsumen.Melakukan promosi dengan personal selling bisa menjadi salah satu cara unuk mencapai
tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan
pelanggan. Meski biaya juga cukup tinggi karena membutuhkan salesman/girl yang
banyak, keuntungan dengan menggunakan cara ini adalah para pemasar dapat
langsung menuju target pasar potensial.
5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)
Menurut Kotler & Gary
Armstrong (1996: 53) Direct
Marketing adalah pemasaran yang menggunakan
berbagai media untuk berinteraksi langsung dengan konsumen, biasanya
menelepon konsumen untuk mendapat respons langsung. Sedangkan
menurut Duncan (2002 : 573 ) Direct Marketing adalah ketika perusahaan ingin menjalin komunikasi
langsung dengan pelanggan, mereka mengguanakan strategi komunikasi langsung,
dimana lebih bisa berinteraksi, database yang
memicu proses komunikasi pemasaran menggunakan media untuk mendorong respon
pelanggan.
Direct Marketing bisa menjadi salah satu sistem pemasaran
interaktif yang dapat dikembangkann perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
langsung dari pelanggan yang ditargetkan. Dengan melakukan dengan teknik
promosi ini, pihak perusahaan akan mampu menciptakan hubungan baik dengan
pelanggan.Beberapa contoh bentuk promosi Direct Marketing menurut Saladin (2006:1193) diantaranya adalah
penjualan tatap muka, pemasaran direct mail, telemarketing, pemasaran melalui
katalog (Catalog
Marketing), dan Saluran Online (Online Channel) dan lain-lain.
Langganan:
Postingan (Atom)